Minggu, 09 Juni 2013

DIMANAKAH YESUS SAAT BERUSIA 12 – 30 TAHUN?

Pertama:

DIMANAKAH YESUS SAAT BERUSIA 12 – 30 TAHUN?


Periode 18 tahun yang tidak tercatat (The Silent Period)


Penulis: Ps Bobby M.Th


Kontroversi Yang Berkembang

Ada pandangan-pandangan yang beredar di masyarakat mengenai di manakah Yesus saat Ia berusia antara 12 tahun sampai 30 tahun, yaitu periode 18 tahun dalam hidup-Nya yang tidak tercatat di Alkitab. Banyak versi yang berusaha menjelaskan keberadaan Yesus pada masa tersebut.

Ada yang menyebutkan bahwa pada masa itu Yesus pergi ke India untuk belajar, sehingga Ia bisa melakukan berbagai mujizat. Ada juga seorang penulis buku yang bernama Andreas Faber Kaiser dengan judul buku “Jesus Died in Kashmir” ia mengatakan bahwa Yesus pergi ke Tibet untuk mempelajari pengertian mengenai ilahi dan mempelajari hukum-hukum budha. Ia juga menulis bahwa Yesus tidak mati dan naik ke Surga, melainkan pergi ke Kashmir untuk menyembuhkan luka-lukanya dan tinggal disana, kemudian menikah, punya anak dan meninggal pada usia lanjut.

Sebagian dari umat Kristiani mungkin merasa kesal dengan tulisan-tulisan tersebut. Namun, suka atau tidak, hal-hal yang demikianlah yang tersebar dan mempengaruhi pandangan masyarakat umum. Sebagai orang percaya, saya berusaha menggali dan menganalisa fakta-fakta di Alkitab dan sejarah budaya Yahudi untuk “meluruskan” persepsi yang keliru dan tidak historis tersebut dengan memberikan jawaban yang Alkitabiah dan sesuai fakta.

Pencatatan Usia Yesus
Eksistensi Yesus sebagai manusia pertama kali dicatat ketika malaikat Gabriel datang kepada Maria dan mengatakan bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus (Matius 1:18-20; Lukas 1:26-35). Sebelum berinkarnasi menjadi manusia, Ia adalah Firman Elohim yang maha kuasa, Elohim itu sendiri (Yohanes 1:1-14). Penampakan pertama atau kelahiran Yesus ke dalam dunia tercatat dengan jelas di Alkitab. Kitab Matius mencatat bahwa Ia dilahirkan di kota Betlehem yang berada di wilayah Yudea, suatu wilayah yang berada dibawah pemerintahan raja Herodes (Matius 2:1). Wilayah Yudea sebagai bagian dari tanah Palestina pada masa tersebut sedang berada dalam penjajahan kerajaan Romawi.

Penampakan kedua dari Yesus, adalah saat ia berusia delapan hari dan dibawa oleh Yusuf dan Maria untuk disunat menurut hukum Taurat. “Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21). Dasar dari pelaksanaan sunat itu sendiri berasal dari perintah Tuhan kepada Abraham, bahwa: “Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.”
(Kejadian 17:12).

Setelah genap waktu pentahiran, yaitu 40 hari setelah Maria melahirkan Yesus (Imamat 12:1- 4) maka menurut hukum Taurat Musa, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Elohim di  Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada  Elohim, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:  “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi  Elohim” dan untuk mempersembahkan  korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur  atau dua ekor anak burung merpati (Lukas 2:22-24). Penyerahan kepada Elohim ini disaksikan  oleh Simeon dan Hanna. Kemudian dalam tradisi Kristen, penyerahan seorang anak kepada   Elohim disebut sebagai “Penyerahan Anak”. Yesus berusia empat puluh hari saat  “diserahkan” kepada Elohim sesuai dengan hukum Taurat. Alkitab kemudian menulis, “Dan  setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke  kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,  penuh hikmat, dan kasih karunia Elohim ada pada-Nya”. (Lukas 2:39-40).  

Penampakan ketiga adalah ketika Yesus berusia 12 tahun. Injil Lukas 2:42 menulis, “Ketika  Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada  hari raya itu.” Dari uraian ayat-ayat di atas, kelihatan bahwa Yesus selama ini, yaitu sejak kelahiran hingga berusia 12 tahun selalu berada bersama orang tuanya di kota Nazareth yang  berada di wilayah Galilea.  

Penampakan keempat menurut catatan Injil Lukas adalah ketika Yesus berusia 30 tahun (Lukas 3:23). Pada usia inilah ia dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan  dan memulai pelayanan-Nya yang penuh dengan kuasa dan mujizat. Ia melayani selama kira-kira tiga tahun dan kemudian disalibkan, mati dan bangkit serta naik ke Surga untuk  menyediakan tempat bagi orang-orang yang mempercayai-Nya (Yoh 3:16; Yoh 14:1-3).  


Dimanakah Yesus

Dari analisa fakta Alkitab dapat dilihat bahwa ada rentang waktu yang cukup  panjang yaitu antara usia 12 tahun – 30  tahun, dimana tidak ada penampakan atau  aktivitas Yesus yang tercatat. Rentang waktu  inilah yang kemudian dijadikan bahan  “kontroversi” oleh sejumlah penulis. Akan  tetapi apabila seseorang memahami dengan  baik mengenai budaya Yahudi, yaitu budaya  dimana Yesus lahir dan dibesarkan, maka
rentang waktu tersebut bukanlah sesuatu yang aneh dan kontroversi. Mengapa?  Menurut tradisi Yahudi, seseorang dianggap dewasa, matang, cukup umur untuk mengajar  adalah saat berusia 30 tahun. Inilah usia dimana seseorang mulai “diakui” sebagai guru  (rabbi) oleh lingkungan masyarakat Yahudi. Yesus yang lahir dan besar dalam budaya  tersebut mengetahui hal itu dengan pasti. Itulah mengapa, ia mulai muncul dan mengajar  ketika berusia 30 tahun. Kitab-kitab Injil yang ditulis dalam budaya Yahudi juga  mereflesikan hal yang sama. Para penulisnya tidak mengganggap perlu untuk menulis kisah  hidup Yesus sebelum usia 30 tahun maupun keseluruhan aktivitasnya selama tiga tahun  mengajar dan melakukan mujizat karena: “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat  oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia  ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu”. (Yohanes 21:25).  

Jadi para penulis Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) hanya memilih untuk menulis kisah, ajaran maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan utama kedatangan  Yesus ke dalam dunia, yaitu untuk menjadi Juru Selamat yang menebus dosa manusia.  Bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan  Elohim, Anak  Elohim, Raja yang Kekal,  Penasehat Ajaib dan hanya dalam nama-Nya saja ada keselamatan atas semua manusia (KPR  4:12).  

Berkaitan dengan alasan kemunculannya pada usia 30 tahun telah terjawab. Sekarang, dimanakah Yesus sesudah berusia 12 tahun? Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak  digolongkan dalam 8 tahapan: yaitu tahap
pertama adalah Yeled (usia bayi),
kedua Yonek (usia menyusu),
ketiga Olel (lebih tua lagi dari menyusu),
keempat Gemul (usia  disapih),
kelima Taph (usia mulai berjalan),
keenam Ulem (anak-anak),
ketujuh Na’ar(mulai  tumbuh remaja) dan
kedelapan Bahar (usia remaja).  

Dari catatan tentang kehidupan Yesus dalam Injil, kita hanya membaca 3 klasifikasi usia saja yang ditulis, yaitu bayi (yeled), usia menyusu (Yonek), yaitu ketika Ia diserahkan di Bait   Elohim di hadapan Simeon dan Hanna, dan remaja (bahar) saat berusia 12 tahun ketika diajak  Yusuf dan Maria ke Yerusalem.  Mengapa Yesus diceritakan kehadiran-Nya di Bait Elohim pada usia 12 tahun? Karena usia dua  belas bagi tradisi Yahudi zaman Yesus begitu penting. Menurut legenda Yahudi, pada usia 12  tahun Nabi Musa meninggalkan rumah putri Firaun, Samuel menerima suara yang berisi visi  Ilahi, Salomo mulai menerima Hikmat Allah dan Raja Yosia menerima visi reformasi agung  di Yerusalem. Pada usia 12 tahun seorang anak laki-laki Yahudi harus melakukan upacara yang disebut Bar Mitzvah (anak Hukum Taurat). Sementara bagi anak perempuan upacaranya disebut Bat  Mitzvah. Upacara ini secara literal menunjukkan bahwa seorang anak remaja mulai bertanggung jawab secara penuh atas segala perbuatannya di hadapan Tuhan. Dalam rangkaian ritual Yahudi itu, Yesus harus melakukan ‘aliyah (naik) dan Bemah (menghadap  mimbar untuk menerima kuk hukum Taurat). Upacara ini dilakukan pada hari Sabat, karena  itu disebut juga thepilin Shabat. Sejak abad Pertengahan, usia Bar Mitzvah dilakukan pada  usia 13 tahun. Menurut literatur Yahudi abad pertengahan, Sepher Gilgulim, semua anak  Yahudi sejak usia 12 tahun, mulai menerima ruach (roh hikmat) dan pada usia 20 tahun  ditambahkan baginya nishama (reasonable soul, “jiwa akali”).  

Mulai usia 20 tahun seseorang harus memasuki sekolah khusus Yahudi (Beyt Midrash). Sedangkan tahapan-tahapan pendidikan Yahudi sebagai berikut: Mikra (membaca Taurat)  mulai usia 5 tahun, membaca Mishnamulai usia 10 tahun, mempelajari Talmud pada usia 13  tahun (zaman Yesus 12 tahun), studi Midrash (tafsir ayat-ayat kitab suci) pada usia 20 tahun,  dan sejak usia 30 tahun baru boleh mengajar di depan muka umum dan khalayak ramai.  

Bagaimana dengan Yesus? Sebagai seorang anak, ia menempuh semua proses pendidikan  Yahudi tersebut. Ia menempuh pendidikan seperti halnya anak-anak Yahudi lainnya. Diluar  waktu sekolah, ia membantu orang tuanya untuk membuat perkakas dari kayu. Alkitab  mencatat: “Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah  ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu  dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang  kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon  dan Yudas? (Matius 13:54-55).  

Apalagi Alkitab juga mengisahkan bahwa tampaknya Yusuf meninggal lebih dahulu daripada Maria. Maka sesuai dengan tradisi Yahudi, sebagai anak sulung, secara sosial ekonomi Yesus  harus menjadi tulang punggung kehidupan keluarga untuk membantu ibu-Nya, Maria. Hari-hari kehidupan-Nya diisi dengan studi dan membantu ekonomi keluarga-Nya.  


Kesimpulan

Dari tahapan-tahapan pendidikan Yahudi pada zaman Yesus, latar belakang agama, budaya dan sosial ekonomi, jelas bahwa  kontroversi cerita-cerita mengenai 18 tahun kehidupan Yesus  yang tidak tercatat sama sekali tidak mempunyai landasan  yang kuat secara historis. Berdasarkan analisa yang sudah  dipaparkan, selama 18 tahun tersebut, atau saat berusia antara  12 tahun – 30 tahun, Yesus tinggal bersama keluarganya di  Nazareth. Ia menempuh pendidikan seperti layaknya anak-anak Yahudi dan juga membantu orang tuanya sebagai tukang  kayu (carpenter).  

Mengapa kisah kehidupan-Nya baru dicatat mendetail setelah usia 30 tahun? Karena dalam tradisi Israel (Yahudi), pada usia  inilah seseorang “dianggap” matang untuk mengajar dan  berkotbah. Dan, pada usia inilahtujuan utama kedatangan  Yesus ke dalam dunia menjadi kelihatan nyata melalui pengajaran dan mujizat yang  dilakukan-Nya, yaitu untukmenyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, dan menggenapinya dengan kematian-Nya di kayu salib yang menebus  dosa dunia (Lukas 4:18-19; Yohanes 3:16; Yohanes 14:16).  Dengan demikian spekulasi mengenai keberadaan Yesus di Tibet, India, baik untuk belajar  Budha, Yoga, dsb adalah cerita fiktif yang tidak dapat dibuktikan secara historis.  



Referensi:
Alkitab
David H. Stern, Jewish New Testament Commentary (Maryland, USA: Jewish New Testament Publications, Inc. 1995)
Hayyim Halevy Donin, To Be A Jew. A Guide to Jewish Observance in Contemporary Life (Tel Aviv: Basic Book, 1991).
http://en.wikipedia.org/wiki/Jews
http://id.wikipedia.org/wiki/Yesus
http://en.wikipedia.org/wiki/Bar_mitzvah
http://mangkecompany.net78.net
http://www.gsn-soeki.com



Sumber: http://psbobby.wordpress.com/2010/05/14/dimanakah-yesus-saat-berusia-12-30-tahun/  
http://www.buktidansaksi.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar