Kamis, 27 September 2012

YAHSHUA, YAHUDI, DAN YUDAISME (3)

YAHSHUA, YAHUDI, DAN YUDAISME (3)


( PDT. TEGUH HINDARTO, MTH)


Eksistensi Talmud, mendapat tentangan, baik dari kalangan Yahudi sendiri, maupun Islam serta Kekristenan. Kaum Saduki menolak keberadaan Talmud, demikian pula dengan kaum Karaites serta Haskalah. Mereka beranggapan bahwa Talmud mengekang atau mencegah seseorang memperoleh kesadaran pencerahan[f26]. Sementara kalangan Islam menerbitkan buku berjudul, “Talmud: Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan”[f27]. Kekristenan Romawi dan khususnya era Reformasi Luther, memberikan penilaian negatif terhadp eksistensi Talmud dan menyebutnya sebagai “penyembahan berhala”, “kutukan”, “ajaran yang menghujat” [f28]

Sejauh mana Talmud memiliki signifikasi bagi Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll]? Pertama, Talmud memberikan informasi mengenai latar belakang sejarah keyahudian dan Yudaisme pra Mesias. Shmuel Safrai menjelaskan mengenai peranan Talmud:


“There are no complete historical books in the talmudic tradition, but there is a wealth of varied information from all facets of public and private social life and spiritual life in the Temple, the synagogue and the house of study. Likewise we can glean facts from talmudic literature regarding trade and economics, agriculture, craftmanship, the life of the sages and of the common man, urban-rural relations and relations between Eretz Israel and the Diaspora. The hakahot, aggadot, dialogues and debates reflect both the home and the marketplace, the wealthy and the poor, weekdays, sabbaths and festivals-in fact every aspects of human life in all its variety and formas of expression”[f29]
Artinya, “Tidak ada buku sejarah yang lengkap dalam tradisi Talmudik namun di dalamnya ada berbagai informasi yang melimpah dari berbagai bentuk kehidupan sosial dan spiritual masyarakat di Bait Suci, Sinagog-sinagog dan rumah belajar. Agaknya kita dapat mengumpulkan fakta-fakta dari literatur Talmudik mengenai jual beli dan perekonomian, ketrampilan, kehidupan para kaum bijaksana, dan orang biasa, hubungan kota dan desa serta hubungan Tanah Yishrael dan Diaspora”. Dengan membaca Talmud, kita dapat memetakan dan merekonstruksi latar belakang sejarah Yudaisme pra Mesias dan bagaimana para rabbi mengapresiasi TaNaKh dalam zamannya.

Kedua, Talmud memberikan keterangan mengenai aplikasi suatu ayat dalam TaNaKh yang tidak dimengerti oleh pembaca TaNaKh Abad XXI. Contoh, Keluaran 20:10 memerintahkan, "Lo taasheh kal melaka, Atta ubeneka ubiteka avdeka waamateka ubehemteka wegerka asher bishareka". Orang beriman tidak diperbolehkan bekerja di hari Shabat. Kata "Bekerja" dalam ayat ini diterjemahkan dari kata "Melakha". Bukan sekedar bekerja biasa namun, "suatu pekerjaan yang bersifat menciptakan atau menguasai terhadap sesuatu"[f30]. Kata ini berhubungan dengan kata "Melekh" [Raja]. Yudaisme mengatur mengenai "Melakha" yang tidak boleh dikerjakan, dalam MISNAH SHABAT 7:2, sbb: [f31]

Sowing [menabur benih]
Plowing [membajak]
Reaping [memungut tuaian]
Binding sheaves [mengikat berkas]
Threshing [mengirik]
Winnowing [menampi]
Selecting [menyeleksi]
Grinding [menggiling]
Sifting [mengayak, menampi]
Kneading [membuat adonan]
Baking [membakar]
Shearing wool [mencukur wool]
Washing wool [mencuci wool]
Beating wool [memukul /menumbuk wool]
Dyeing wool [mencelup wool]
Spinning [memintal]
Weaving [menenun, menganyam]
Making two loops [membuat dua potongan]
Weaving two threads [menganyam dua benang]
Separating two threads [memisahkan dua benang]
Tying [mengikat]
Untying [membuka]
Sewing two stitches [menjahit dua jahitan]
Tearing [menyobek]
Trapping [menjerat binatang]
Slaughtering [menyembelih]
Flaying [menguliti]
Salting meat [mengasini makanan]
Curing hide [merawat kulit]
Scraping hide [memarut kulit]
Cutting hide up [memotong kulit]
Writing two letters [menulis dua surat]
Erasing two letters [menghapus dua surat]
Building [membangun]
Tearing a building down [membongkar bangunan]
Extinguishing a fire [memadamkan api]
Kindling a fire [mengumpulkan kayu untuk perapian]
Hitting with a hammer [memukul dengan palu]
Taking an object from the private domain to the public, or transporting an object in the public domain. [menggunakan benda /alat transportasi yang digunakan untuk kepentingan umum

Kategorisasi diatas, menolong kita untuk mengenali berbagai aktivitas yang dikategorikan dengan "melakha". Halakha rabinik diatas merupakan penafsiran para rabbi Yahudi untuk menolong umat dalam mengklasifikasikan apa yang tidak boleh dikerjakan. Walapun demikian, kategorisasi di atas dapat mengesankan legalistik dan menjadi kuk, jika tidak disertai pemahaman yang benar mengenai hakikat Torah dan hakikat Kasih Karunia Yahweh.

Torah sendiri tidak memberikan kategorisasi yang spesifik. Agar tidak terjebak praktek yang bersifat legalistik [ketaatan pada hukum yang berlebihan, sehingga mengabaikan essensi hukum itu sendiri], kita harus memperhatikan apa yang diajarkan Mesias, "Sabat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat" [Mrk 2:27]. Apa artinya? Sabat hendaklah bukan menjadi beban atau kuk yang memenjarakaan kehidupan orang beriman karena Sabat diperuntukkan bagi manusia untuk beristirahat dan beribadah secara personal dan komunal kepada Yahweh. Bahaya melakukan berbagai kategorisasi secara kaku dan mutlak tanpa memperhatikan konteks waktu dan tempat, dapat menimbulkan bahaya legalistik.

Ketiga, memberikan informasi mengenai pararelisasi antara Yudaisme dengan ajaran Yahshua dalam Kitab Perjanjian Baru, dlam batas-batas tertentu. DR. David Stern menerbitkan Jewish New Testament Commentary yang berusaha mensinergikan sumber-sumber literatur Yahudi kuno dan kontemporer, untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai latar belakang dan kesamaan ucapan Yahshua dengan beberapa ajaran para rabbi. Dalam bukunya, Stern menjelaskan:
“My own purpose in these notes that draw on Jewish writings is neither to prove that the New Testament copied rabbinic Judaism nor the opposite, but simply to present a sampling of the many parallels” [f32]
Artinya, “Tujuan saya dengan menyertakan tulisan-tulisan Yahudi, bukanlah untuk membuktikan bahwa Kitab Perjanjian Baru meniru rabinik Yudaisme bukan pula menentangnya, namun sebenarnya untuk menunjukkan contoh mengenai banyaknya kesamaan-kesamaan”. Beberapa contoh kesamaan tersebut dalapat dilihat dalam beberapa perkataan Yahshua. Dalam MatitYahu/Matius 6:7 Yahshua mengatakan: Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan Goyim. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Pernyataan ini setara dengan apa yang pernah diucapkan rabi-rabi Yahudi dalam Mishnah Avot 2:1-3 sbb: “Rabbi Shim’on berkata, ‘…Ketika kamu berdoa, janganlah membuat doamu kaku [berulang-ulang, mekanis] namun naikkanlah dengan kerendahan hati dan keindahan di hadapan Yang Maha Ada, diberkatilah Dia”. [f33]
Demikian pula dengan Berakhot 61a sbb: “Ketika kamu menghampiri Yang Maha Kudus, diberkatilah Dia, biarlah kata-katamu sedikit” [f34]

bahkan ucapan Yahshua yang dikenal oleh “Kekristenan” dengan sebutan “Golden Rule” atau “Hukum Emas” ternyata memiliki paralelisasi dengan tulisan-tulisan Apokripha Yahudi seperti Tobit 4:15 sbb: “Apa yang tidak kausukai sendiri, janganlah kauperbuat kepada siapapun. Jangan minum anggur sampai mabuk dan kemabukan jangan menyertai dirimu di jalan” [f35]
Talmud melaporkan sebuah peristiwa pertemuan antara seorang kafir Romawi dengan Hillel dan Shamai dalam Mishnah Shabat 31a] sbb: “Seorang penyembah berhala mendatangi Shamai dan berkata kepadanya, ‘Buatlah aku menjadi seorang Proselite [orang yang mengikut agama Yudaisme], namun dengan syarat bahwa engkau mengajarkan kepadaku keseluruhan Torah, sementara Aku berdiri pada salah satu kaki! Shammai mengusirnya dengan tongkat pengukur bangunan di tangannya. Ketika penyembah berhala tersebut menemui Hillel, dan mengucapkan perkataan yang sama, maka Hillel menjawabnya, ‘Apa yang kamu benci, janganlah kamu melakukannya pada sesamamu. Inilah keseluruhan Torah. Sisanya hanyalah penjelasan. Pergi dan lakukanlah!” [f36]
Perbedaan antara ucapan Yahshua dengan Hillel, bahwasanya Yahshua mengucapkan dalam bentuk positip, “apa yang orang lain ingin lakukan kepadamu, lakukanlah demikian”, sementara Hillel mengucapkan dalam bentuk negatif, “Apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan terhadap dirimu, maka kamupun jangan melakukan demikian”.

Keempat, memberikan informasi dn keterangan yang menguatkan historitas Yahshua Sang Mesias. Meskipun Talmud memberikan kesaksian negatif terhadap Yahshua Sang Mesias, namun kita dapat memperoleh informasi mengenai sikap-sikap orang Yahudi pada saat itu mengenai tokoh Yahshua sebagai tokoh historis. Dalam Mishnah Sotah 47a dikatakan: “Para rabi telah mengajarkan: Hendaklah tangan kiri kita menerima dan tangan kanan kita mengembalikan. Jangan seperti Elisha yang membiarkan Gehazi, menerima dengan kedua tangannya [dan jangan seperti Yahshua ben Peraiah yang menerima murid-muridnya dengan kedua tangannya”. [f37]
Dalam catatan kaki editor diberikan komentar sbb: “Dalam edisi lampau dibaca Yesus dari nazarene. R.T. Herford melmandang bahwa nama Gehazi merupakan petunjuk tersembunyi mengenai Paul murid Yahshua, Band dalam tulisannya yang berjudul, : his Christianity in Talmud and Midrash, pp. 97ff”. [f38]
Dalam Talmud, Yahshua disebut dengan nama ejekan “Yahshua ben Peraiah”. Dan dalam beberapa beberapa tempat, Yahshua disebut dengan “Yeshu ha Notsri”, sebagai bentuk ejekan dan tuduhan bahwa dia tidak memperkenan hati Tuhan, sehingga namanya disingkat dari Yahshua menjadi Yeshu[f39].

Kelima, memberikan suatu pemecahan permasalahan mengenai suatu ayat yang samar dalam TaNaKh dan dibahas dari berbagai sudut pandang beberapa rabbi. Contoh mengenai kalimat “Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan [omer] , harus ada genap tujuh minggu;…” [Im 23:15] mengenai penetapan jatuhnya Hari Raya Shavuot atau pentakosta. Frasa “mimakhorat ha shabat [mulai dari hari sesudah shabat] menimbulkan ketidak jelasan. Sebab ada dua Shabat. Yang satu Sabat Pekanan yang jatuh tiap hari Sabtu dan yang kedua Shabat Moedim atau Shabat hari raya yang dapat jatuh hari apa saja, yang penting saat hari raya dimulai, itulah Shabat hari raya.

Terhadap ayat tersebut, Yudaisme terbagi dua. Kaum Farisi menganggap “hari sesudah Shabat” sebagai satu hari setelah Pesakh [14 Nisan] yang jatuh pada tanggal 15 Nisan. Sementara kaum Saduki, memaknainya sebagai Hari Pertama [Minggu]. Akibat perbedaan penafsiran ini, maka akan membuat perbedaan mengenai jatuhnya Hari Raya Shavuot atau Pentakosta. Setiap tahun mesti terjadi selisih kurang lebih 7 hari antara mazhab Farisi dan mazhab Saduki dalam merayakan Hari Raya Shavuot. Talmud membicarakan persoalan itu secara panjang lebar dalam Seder Mo’ed Traktat Shabat.


KESIMPULAN

Dari pengkajian teks dan konteks ZakharYahu 8:23 dengan dilengkapi pengkajian teks-teks Kitab Perjanjian Baru beserta bukti-bukti sejarah, semakin menguatkan bahwa Yahshua Sang Juruslamat secara historis anthropologis adalah “Ish ha Yahudi” – seorang Yahudi. Namun dikarenakan Qahal Mesianik [Gereja] telah tercerabut dari Akar Ibrani [Hebraic Root] maka sosok historis Yahshua mengalami berbagai distorsi, khususnya dalam dunia seni rupa Kristen. Pembuktian bahwa Yahshua adalah seorang Yahudi, memberikan implikasi-implikasi teologis yang serius terhadap “Kekristenan” yang berakar dari Barat [Western Root] yang telah mendistorsi Semitisme Yahshua menjadi sosok manusia yang bersifat Yunani dan Eropa. Salah satu dari implikasi serius tersebut adalah dekonstruksi terhadap sikap Anti-Semitisme atau Anti Yahudi dan mulai melihat dengan jujur teks-teks TaNaKh dan Brit Khadasha, dengan melibatkan literatur-literatur Yahudi seperti Talmud, Midrash, dll, untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai pengajaran Yahshua yang berlatar belakang Semitik-Hebraik. Marilah kita memegang dengan kuat Tsit-tsit Orang Yahudi itu, karena Elohim beserta dengan-Nya!


Footnote:
[f27] : Jakarta: SAHARA Publishers, 2004, hal 239-243
[f28] : Anti-Semitism of the Church Father http://www.yashanet.com/library/fathers.htm
[f29] : Talmudic Literature as an Historical Source for the Second Temple Period, Jerusalem School of Synoptic Studies, MISHKAN ISSUES No 17/18, 1992-1993
[f30] : Tracey R. Rich, Shabat, 1995-2005, www.jewfaq.org
[f31] : Ibid.,
[f32] : Jewish New Testament, Clarksville, Maryland: Jewish New Testament Publications, 1992, p.xii
[f33] : Ibid., p.31
[f34] : Ibid.,
[f35] : Deuterokanonika Terjemahan Baru, Lembaga Biblika Indonesia, 1976, Alkitab Elektronik Indonesia Seri 2.0.0
[f36] : Ibid., p. 33
[f37] : DR. James D. Price, Yehoshua, Yeshua or Yeshu: Which one is the name of Jesus in Hebrew? www.direct-ca-trinity.yehoshua.html
[f38] : Ibid.,
[f39] : Ibid.,




PDT. TEGUH HINDARTO, MTH
NAFIRI YAHSHUA MINISTRY



Finally I want to say:
"YHWH ELOHEINU WE AVOTENU YEVAREK ETKEM BE SHEM YAHSHUA MOSHIENU. AMN.”








Tidak ada komentar:

Posting Komentar